Selasa, 02 Oktober 2012

SEDIKIT RESUME TENTANG JURGEN HABERMAS

Jurgen habermas kelahiran Dusseldorf pada tahun 1929 adalah seorang filsuf generasi kedua yang terkenal dari Frankfurt School of Social Research. Habermas meraih gelar Ph.D setelah menyelesaikan disertasinya yang membicarakan bagaimana pertentangan antara yang mutlak dan sejarah dalam pemikiran Schelling. Habermas juga diangkat sebagai asisten Theodor Adorno di Frankfurt yang kemudian dia diangkat manjadi professor filsafat sekaligus direktur daripada Institut Max Planck di Starberg.
Meskipun Habermas merupakan anggota dalam mazhab Frankfurt yang sangat dipengaruhi oleh karya Hegel dan Marx, Habermas menolak teori yang membahas pesimisme yang ada pada generasi pertama sebelumnya yang dikemukakan Marx. Seperti sependapat dengan pendapat Weber, Habermas juga menganggap bahwa generasi sebelumnya itu keliru saat mengidentifikasikan “rasional aksi” dengan “rasional system” yang mana menurut Habermas hal ini berdampak yang akhirnya tidak ada kesatuan antara system dunia dan kehidupan, karena menurut Habermas hasil daripada system itu sama dengan halnya ekonomi yang akan mendominasi seluruh masyarakat.
Ciri yang secara spesifik melekat pada Hebermas pada tahun 1960-an adalah sikap Habermas yang anti terhadap positivism. Habermas sangat detail menolak positivis yang dijabarkan Marx yang kemudian Habermas menuliskannya kedalam sebuah buku yang juga sekaligus berupaya untuk mengubah karya awal Marx yang dikira efektif untuk dijadikan kritikan terhadap masyarakat yang kapitalis. Pada kritikan ini, ada beberapa ciri yang menonjol, terutama ialah pendapat Habermas mengenai ilmu pengetahuan hingga aspek filsafat yang menurutnya sudah tidak lagi memegang peranan untuk menentukan penting atau tidaknya suatu tujuan yang sedang diupayakan. Dengan demikian, kapitalisme yang mengembangkan bentuk-bentuk komoditas yang beragam itu, salah satunya adalah bentuk sumbangsih dari ilmu pengetahuan yang rasional, meski demikian Habermas tidak dapat menjelaskan bagaimana agar system kapitalis itu berjalan dengan baik. Habermas hanya mengkritik ilmu dan rasionalitas yang ada dalam kapitalis karena menurutnya itu hanya untuk kepentingan beberapa golongan saja karena akan memiskinkan kehidupan cultural bukan untuk dimanfaatkan untuk kemanusiaan.
Habermas sebenarnya berbicara lebih pada tatanan idealisnya (das sollen), dengan tidak memberikan pandangan akan kekurangan atas apa yang ia kemukakan dan kritisi. Habermas berpendapat bahwa Negara tidak mampu melindungi masyarakatnya dari krisis ekonomi karena kemampuan Negara untuk mengumpulkan pajak itu sangat terbatas. Disini Habermas melihat adanya keterbatasan Negara, karena semakin Negara tidak mampu melindungi masyarakatnya dari krisis ekonomi, maka akan semakin sedikit keabsahan yang bias didapat oleh Negara tersebut.
Habermas mengembangkan strategi kritik yang dilihatnya berdasar pada emansipatoris dengan memformulasikan unsure utama dari teori bahasa, komunikasi dan evolusi masyarakat yang dimaksudkan untuk memberikan dasar-dasar kerangka normative dimana kepentingan suatu emansipatoris dapat direalisasikan. Maka dari itu sangat penting untuk mengetahui apa kebutuhan dasar manusia itu sama seperti sifat dari komunikasi yang bebas untuk diungkapkan. Habermas mengungkapkan bahwa bahasa merupakan media atau alat untuk berkomunikasi yang mana pembicara dan pendengar itu harus mempunyai latar belakang yang sama.
Cara pandang Habermas yang mengungkapkan keadaan kapitalis sehingga munculnya emansipatorisme itu banyak ditolak oleh pemikir-pemikir besar Perancis karena dianggap sangat bertolak belakang dan sangat kontrovesial meskipun ada perbedaan-perbedaan yang sangat mendasar antara Habermas dan strukturalis, yang perbedaannya diantaranya meskipun landasan berfikir Habermas didasari oleh 2 pemikir besar tetapi Habermas tetap membungkusnya dalam modifikasi. Kedua, Habermas beranggapan ilmu pengetahuan modern yang gagal, karena ilm tidak lagi mudah untuk direduksi menjadi murni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar