Selasa, 02 Oktober 2012

HUBUNGAN ANTARA DIPLOMASI, POLITIK LUAR NEGERI DAN PROPAGANDA

HUBUNGAN ANTARA DIPLOMASI, POLITIK LUAR NEGERI DAN PROPAGANDA

Pendahuluan
Beragam definisi untuk mengartikan apa yang dimaksud dengan politik luar negeri,namun dari beberapa definisi yang ada dapat disimpulkan bahwa politik luar negeri hakikatnya ialah, sekumpulan kebijakan yang berisikan hal-hal yang menyangkut kepentingan nasional suatu Negara dan untuk mengatur hubungan luar negerinya dan ditujukan keluar negeri tanpa meminta respon dari Negara lain. Paper kali ini akan membahas bagaimana keterkaitan antara politik luar negeri dengan diplomasi serta keterkaitannya dengan propaganda.

Definisi Diplomasi
Secara sederhana, diplomasi dapat didefinisikan sebagai seni dan praktik negosiasi antara wakil-wakil dari negara atau sekelompok negara. Istilah ini biasanya merujuk pada diplomasi internasional, dimana hubungan internasional melalui perantasra diplomat profesional terkait isu-isu perdamaian, perdagangan, perang, ekonomi dan budaya. Begitu pula perjanjian internasional yang biasanya dinegosiasikan oleh para diplomat sebelum disetujui oleh politisi nasional dalam negeri.

Definisi Politik Luar Negeri
Politik luar negeri ditujukan untuk peningkatan dan perlindungan bangsa, dan secara umum politik luar negeri merupakan kebijakan yang diambil oleh pemerintah suatu Negara atau komunitas politik lainnya dalam hubungan dengan Negara dan actor bukan Negara lainnya di dunia internasional. Politik luar negeri Indonesia bersifat bebas-aktif, banyak pakar yang mendefinisikan makna dari konsep bebas-aktif, tapi dari pendefinisian tersebut dapat kita simpulkan bahwa konsep bebas-aktif adalah Indonesia dalam menjalankan politik luar negerinya selalu aktif ikut menyelesaikan masalah-masalah internasional. Misalnya, aktif memperjuangkan dan menghapuskan penjajahan serta menciptakan perdamaian dunia. Berdasarkan politik luar negeri bebas dan aktif Indonesia mempunyai hak untuk menentukan arah, sikap, dan keinginanannya sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Oleh karena itu, pengambilan keputusan kebijakan Indonesia tidak dapat dipengaruhi oleh kebijakan politik luar negeri negara lain.
Keterkaitan antara diplomasi dan politik luar negeri dapat ditarik dari definisi masing-masing konsep yang mana diplomasi bermakna alat atau metode untuk mencapai tujuan. Tujuan diplomasi dan politik luar negeri sama-sama untuk menunjukkan dan melindungi kepentingan nasional. Meski dengan fungsi yang berbeda dengan polugri sebagai pengambilan keputusan mengenai hubungan luar negeri, sedangkan diplomasi berfungsi untuk melaksanakan polugri dengan baik.

Propaganda
Propaganda yang asal katanya berasal dari gereja katolik Roma pada awalnya berarti penyebaran terbatas informasi dank redo. Dan hal itu sekarang digunakan dengan penekanan khusus pada media komunikasi massa. Dan sebagian pakar menyebutkan bahwa propaganda adalah, usaha yang disengaja oleh beberapa individu atau kelompok melalui pemakaian instrument komunikasi dengan maksud bahwa pada situasi tertentu reaksi dari mereka yang dipengaruhi adalah seperti apa yang diinginkan oleh para propagandis.
Oleh karena itu tampaknya jelas bahwa tiap tindakan promosi hanya bias menjadi propaganda bilamana itu menjadi bagian dari kampanye yang disengaja untuk menghasilkan aksi melalui control sikap. Dalam definisi ini penekanan diletakkan pada tujuan mengubah sikap, opini dan tingkah laku pihak lain dengan menggunakan metode komunikasi. Oleh karena itu tujuan propaganda, menurut definisi ini adalah, untuk membujuk sasaran-sasaran agar menerima pandangan si propagandis. Karenanya, gagasan yang disebarkan tidak bias dihitungkan secara ilmiah guna sampai pada sebuah kebenaran. Isi propaganda yang jarang yang benar sepenuhnya, meski juga tidak sepenuhnya palsu, seperti yang sering diduga.
Tujuan propagandis adalah untuk mempengaruhi pendapat dan mendorong munculnya suatu aksi diantara para sasarannya. Ia tak tertarik untuk medidik manusia, yang menjadi sasaran propagandanya, untuk meningkatkan atau memperbaiki sikap tetapi mengembangkan pendapat diantara mereka yang meskipun hanya berlangsung singkat, bias cukup untuk mendukung tindakan yang diinginkan pada saat yang kritis. Tipe propaganda seperti ini telah selalu menjadi alat yang memudahkan diplomasi.
Propaganda apad awalnya tidak diakui sebagai instrument diplomasi yang sangat efektif, sebab dalam sebagian besar masyarakat, massa pada umumnya tetap apatis terhadap isu politik yang tidak mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka. Hanya kaum elitlah yang terlibat dalam politik. Sistem komunikasi juga belum baik karena hanya sedikit informasi yang bisa diserap dari luar negeri.
Oleh karena itu suatu imbauan kepada massa suatu Negara lain melalui suatu sistem komunikasi yang sulit, dimana pihak yang mencoba mempengaruhi tidak mempunyai pengaruh yang menentukan dalam pembuatan keputusan, pada praktek tidak berguna. Gambaran itu telah berubah sepenuhnya  dengan pertumbuhan dan perkembangan politik massa, pelibatan secara luas masyarakat umum dalam urusan politik dan dimensi psikologis dan pendapat umum dari politik luar negeri menjadi semakin penting.

Referensi
Roy. S. L, Diplomasi, Rajawali Pers, Jakarta 1991

Tidak ada komentar:

Posting Komentar