Sabtu, 22 September 2012

PEMIKIRAN POLITIK TIMUR

1.    PENDAHULUAN

    Di dunia bagian timur, manusia dilihat sebagai bagian utuh dari alam. Oleh sebab itu, penekanan lebih diberikan kepada etika harmoni dalam hidup setiap orang. Dengan kata lain kalau di dunia barat orang lebih berpegang pada prinsip, maka di dunia timur orang lebih mengutamakan kehadiran, ( to be is more than important than to do). Pemikiran orang timur dalam arti aktif berarti mengofrontasi diri dengan dunia diluar diri kita. Pemikiran orang timur haruslah dilihat dalam jalur bagaimana orang-orang timur melihat alam dunianya, bagaimana mereka melihat diri mereka sendiri dan sesama dan bagaimana mereka melihat dan percaya serta menggantungkan seluruh diri mereka pada suatu wujud ilahi yang dianggap menjadi pencipta atau pendasar dan penyelenggara segala sesuatu. Dari perspektif  ini alam pemikiran timur jelas bersifat sangat human dan religius. Paham-paham religius kosmis sungguh menguasai seluruh tata kehidupan orang timur. Karena itu pendekatan emosional-spiritual  jauh lebih kuat dibandingkan dengan pendekatan rasionalis-teoritis seperti di dunia barat. Justru di dunia timur paham-paham kosmis dan paham kosmogomis amat kuat berikut paham-paham religius.


2.    SEJARAH POLITIK TIMUR
       Jika berbicara mengenai sejarah perpolitikan di Negara bagian Timur, tentu yang patut didahulukan adalah perpolitikan dari negeri Cina. Karena sebelum Masehi tercatat berbagai dinasti di Cina sudah berdiri, mulai dari dinasti Hsialk sampai dengan munculnya dinasti Ming. Dari sekian banyaknya dinasti di Cina tentu dapat digambarkan jika begitu hidupnya perpolitikan di Cina. Dinasti yang terakhir yaitu dinasti Hsuan T’ung tahun 1909-1912, lalu kemudian mereka menghadapi revolusi besar berubah menjadi republik nasionalis yang pada gilirannya dihentakkan oleh munculnya revoolusi komunis rakyat Cina. Pada saat lemahnya pemerintahan kerajaan Cina Ortodox, maka Partai Rakyat Nasionalis (koumintang) yang dipimpin DR. Sun Yat Sen mulai menggembar-gemborkan nasionalisme, demokrasi dan kesejahteraan sosial. Disaat itulah muncul dua orang besar disamping Sun Yat Sen yaitu Chiang Kai Shek yang berpengaruh besar terhadap militer dan Mao Tse Tung yang berkarakter merakyat dengan paham komunisnya. DR. Sun Yat Sen lantas menjadi kepala negara pertama dalam pemerintahan republik, sedangkan Chiang Kai Shek diberikan pangkat Mayor Jendral yang setelah dua tahun kemudian diberikan jabatan sebagai Panglima Besar Tentara Nasionalis.
   
Dalam pemerintahan Negara di Cina setelah meninggalnya Mao Tse Tung dan naiknya Deng Xiao Ping, merupakan tonggak sejarah penting dalam perkembangan politik dan ekonomi di Cina. Ketika Mao masih hidup, tidak ada pemisahan yang jelas antara pemerintahan dengan partai, ini karena partai komunis sendiri ialah partai tunggal di daratan Cina dan hal tersebut tertera dalam konstitusi Cina. Atas dasar konsep itu pada tiap tingkat pemerintahan selalu hadir perwakilan partai dengan pertimbangan untung dan rugi bagi partai selalu melatar belakangi setiap keputusan pemerintah. Sekarang Cina memperlihatkan sebuah kecenderungan baru dalam politik luar negerinya, yaitu sikap mereka yang bebas dalam politik global. Walaupun menjalin hubungan dengan Amerika Serikat tetapi hubungan tersebut tetap dengan menjaga jarak, serta dengan memperbaiki terus hubungan dengan Rusia. Sikap politik yang demikian pada dasarnya bukan suatu hal yang baru bagi Cina, artinya Beijing selalu memiliki kebijakan politik luar negri yang khas dan tidak mengekor pada pihak manapun dan senantiasa mendasarkan diri pada kepentingan nasionalnya.


TOKOH POLITIK
1.    Mao Tse Tung
       Tokoh politik ini lahir di Provinsi Hunan China tahun 1833. Dialah tokoh yang mengerakkan para petani yang tidak memilki tanah dan kaum buruh misin melawan para kaum feodal tuan tanah dan para industrialis. Mao Tse Tung benar terobsesi dari cita-cita Karl Max yang mengimbau para buruh seluruh dunia agar bersatu. Dia menyadarkan perjuangannya pada para petani agar menganggapa bahwa yang penting adalah manusia buka bagai peralatan. Mao Tse Tung mulai memimpin Cina pada tahun 1949 setelah perang dunia kedua, baik sebagai kepala pemerintahan maupun sebagai kepala negara.  Dia mendesak  negara-negara komunis diseluruh dunia mulai dari Yugoslavia, Cekoslowakia, Vietnam, Polandia dan Cuba dan termasuk Indonesia agar berkiblat ke Cina yang waktu itu beribukota di Peking, bukan berkiblat pada tetangganya Uni Soviet Rusia, termasuk menarik negara-negara netral melawan kekuasaan Amerika Serikat yang setelah perang dunia kedua bersiap-siap untuk menjadi negara adi kuasa di dunia.

2.    Chiang Kai Shek
       Ketika Ciang Kai Shek menjadi kepala negara pada tahun 1928 di Republik Cina, Mao tse Tung terus menggerogoti nya walaupun Jepang sedang berjuang keras pula menguasai China dari luar negri dengan serbuaanya. Chiang Kai Shek membantai China Merah ( komunis) antek-antek Mao Tse Tung pada tahun 1933 secara besar-besaran, sayang kekuatan itu tidak berthan lama karna serbuan Jepan di Nangking. Chianga kemudian terusir ke Taiwan kampung kelahiran dan sampai matinya bercita-cita kembali ke China walaupun Amerika Serikat berjuang membelanya, namun kenyataannya mimpinya tidak pernah terwujud.

Jika kita mengenang masa pemerintahan dan perpolitikan pada masa Nabi Muhammad SAW, sangat berbeda dengan perpolitikan di negeri Cina. Nabi Muhammad sebagai pemimpin sudah mengajarkan pemilihan umum (Pemilu), musyawarah (Demokrasi) yang diseimbangkan dengan nasionalisme. Jadi selain sebagai Nabi dan Rasul Allah, Muhammad SAW, seorang kepala pemerintahan dan kepala negara. Dalam kenyataanya beliau telah mendirikan negara bersama orang-orang pribumi dan masyarakat pendatang. Beliau konstitusi tertulis (undang-undang dasar) termasuk termasuk bagi kaum yahudi, memberi perlindungan, kepada umat non islam, beliau mengirim dan menerima duta serta membuat ikrar kebulatan tekad Aqabah. Inilah negara terjujur tapi bukanlah  negara teokrasi karna beliau tidak menganggap dirinya anak tuhan. Beliau hamba Allah, pesuruhnya dalam menyampaikan risalah kenabiannya, kehadiran beliau di dunia bagaikan rahmat bagi seluruh alam.
   
Kendatipun beliau menyuruh manusia memusyahwarahkan urusan keduniawian dalam arti pembentukan parlemen (badan legislatif). Namun beliau telah memperlihatkan contoh yang lebih terasa dilihat dalam perilaku para sahabat beliau yang kemudian menjadi pemimpin pemerintahan (khalifah) yang jujur.
Berbeda halnya dengan politik di Negara Jepang yang tidak membicarakan perseorangan tapi lebih kepada kerja tim (teamwork). Bangsa Jepang sangat membanggakan groupnya, sukunya, almamaternya, bahkan negaranya. Itulah sebabnya untuk membeli barang-barang hasil produksi dari negara lain sangatlah sulit, karena mereka sangat membanggakan produksi dalam negerinya. Begitu cintanya bangsa Jepang kepada negarinya, maka siapa yang bersalah pada negara Jepang akan dituntut untuk melakukan Harakiri (bunuh diri). Jadi apabila pemimpin pemerintahan bersalah maka yang bersangkutan akan mengundurkan diri, yang mana tidak akan kita jumpai di negeri kita tercinta.



KESIMPULAN
   
    Pemikiran politik dari negara-negara bagian timur amatlah beragam tergantung dari masing-masing budaya negaranya. Misalnya pada Asia bagian timur Cina menganut komunisme, Jepang dengan lebih mengutamakan kerja sama tim dalam mengatur perpolitikan dengan tanggung jawab yang tinggi serta pemikiran masyarakat pada masa Rasulullah yang menganut sistem Musyawarah (Demokrasi).


DAFTAR REFERENSI
Syafiie, Inu kencana.  Ilmu Politik. Rineka Cipta: Jakarta, 2010
Kebung, Kondrad. Filsafat Berpikir Orang Timur (India, Cina dan Indonesia). PT. Prestasi Pustakaraya: Jakarta., 2011


Tidak ada komentar:

Posting Komentar